ANALISIS
TENTANG HAKEKAT BELAJAR
DAN
PEMBELAJARAN
Arifmiboy
(Nim. 14169049)
A. Ringkasan Materi
1. Pengertian
Belajar.
Banyak
para ilmuwan yang mengemukakan pandangannya terkait dengan pengertian belajar. Beberapa diantaranya sebagai berikut :
a.
Hilgard dan Bower
dalam buku Theories of Learning (1975) mengemukakan. "Belajar
berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi
tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi
itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan,
pengaruh obat, dan sebagainya)."
b.
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977)
menyatakan bahwa: "Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama
dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya
(performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu
sesudah ia mengalami situasi tadi."
c.
Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978)
mengemukakan: "Belaiar adalah setiap perubahan yang relatif mnenetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman."
d.
Witherington, dalam
buku Educational Psychology,
mengemukakan "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan,
sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian."
e.
Benjamin S. Bloom
Menurutnya belajar
merupakan pencapaian tujuan perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotor untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat maupun
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
f.
Cronbach di dalam
bukunya Educational Psychoogy menyatakan bahwa:
“learning
is shown by a change in behaviour as a result of experience (Cronbach,
1954)
g.
Carl R. Rogers.
Ia berpendapat bahwa
praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang
belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya
menghafalkan pelajaran. Prinsip pendidikan dan pembelajaran menunjukkan
kehati-hatian terhadap pilihan, sehingga hasilnya memberi arti penting bagi
pengembangan ilmu pengetahuan bagi para siswanya.
h.
Skinner
Ia memberi penjelasan
bahwa belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka
responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya
menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang
terjadinya respon. Dengan demikian belajar adalah suatu proses adaptasi atau
penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner juga
memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respon.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan Skinner
adalah: (1) mempelajari keadaan kelas berkaitan dengan perilaku sisrva; (2)
membuat " daftar penguat positif; (3) memilih dan menentukan urutan tingkah
laku yang dipelajari serta jenis penguatnya; dan (4) membuat program
pembelajaran berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan,waktu
mempelajari perilaku, dan evaluasi.
i.
Robert M. Gagne
Gagne menyatakan
bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil belajar merupakan
kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh hal berikut: (1) stimulasi
yang berasal dari lingkungan ; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh
pelajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan
nilai.
j.
Jerome S. Brunner.
Brunner menekankan
pentingnya cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan
mentransformasi informasi secara efektif, inilah menurut Bruner inti dari
belajar. Proses belajar menurut Brunner dapat dibedakan atas tiga fase yaitu :
(1) informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang
menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya,
adapula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya.
Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam
bentuk yang lebih abstrak, atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal
yang lebih luas, dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan; dan (3)
evaluasi, kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan
transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
k.
Piaget.
Ia berpandangan bahwa
daiam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak terjadi dua proses berikut
yaitu : (1) proses "assintilation",
dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan
apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu; dan (2) proses "accommodation" yaitu anak menyusun
dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya
sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Lebih
lanjut dijelaskannya bahwa belajar dapat mengandung makna sebagai perubahan struktural
yang saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun
kembali dan mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.
Dari
beberapa defenisi yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa ada beberapa
elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :
1.
Belajar merupakan
suatu perubahan dalam tingkah laku (behaviour
changes), dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang
lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih
buruk.
2.
Belajar merupakan
suatu perubahan yang terjadi rnelalui latihan atau pengalaman; dalam arti
perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak
dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri seorang bayi.
3.
Untuk dapat disebut
belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari
pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu
berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya
merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan
perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung
sementara.
4.
Tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik
fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu
masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
5.
Perobahan yang
terjadi melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Good
dan Brophy dalam bukunya Educational
Psychology: A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata
yang singkat, yaitu Learning is the
development of new associntions as a result of experience. Beranjak dari
definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu
proses yang benar-benar bersifat internal (a
purely internal event). Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat
dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang
mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Bropliy
bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi
secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungani-hubungan
baru (new associations).
Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-perangsang, antara
reaksi-reaksi atau antara perangsang dan reaksi.
2.
Proses Belajar
a.
Peaget
Teori
Peaget yang dikenal juga dengan teori konstruktivisme memiliki asumsi-asumsi
dasar berkenaan dengan belajar:
Anak-anak adalah
pembelajar yang aktif dan termotivasi
Anak-anak
mengkonstruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman
Anak-anak belajar
melalui dua proses yang saling melengkapi, yakni asimilasi dan akomodasi
Interasi anak dengan
lingkungan fisik dan sosial adalah faktor yang sangat penting bagi perkembangan
kognitif (discovery learning)
Proses Ekuilibrasi
mendorong kemajuan kearah kemampuan berfikir yang semakin kompleks
Sebagai salah satu
akibat dari perobahan kematangan di otak, anak-anak berfikir dengan cara-cara
yang secara kualitatif berbeda pada usia yang berbeda
b.
Jerome S. Bruner
Dalam
proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase:
Fase Informasi (tahap
penerimaan materi)
Fase Transformasi
(tahap pengubahan materi)
Fase Evaluasi (tahap
penilaian materi)
c. Witting (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses
belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan:
Acquisition
(tahap perolehan/penerimaan informasi)
Storage
(tahap penyimpanan informasi)
Retrievel
(tahap mendapatkan kembali informasi)
2.
Pengertian Pembelajaran
Istilah
pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar,
mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa
guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan
mengajar meliputi segala hal yang guru
lakukan di dalam kelas.
Para
ahli di bidang pendidikan juga telah mencoba mengedepankan berbagai pengertian
tentang pembelajaran. Dan jika kita lihat dari struktur kata, pembelajaran
berasal dari kata dasar “belajar”, namun mendapatkan awalan “pem” dan akhiran
“an”. Mari kita lihat beberapa pengertian pembelajaran berikut ini:
a. Regeluth
and Carr Chellman (2009)
Pembelajaran
didefenisikan “as anything that is done
purposely to facilitate learning “
b. Driscoll
(2000)
Pembelajaran dipahami
sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar
dalam memfasilitasi peserta didik sehinga meperoleh tujuan yang dipelajari.
c. Konsep
pembelajaran menurut Correl dalam Syaiful Sagala (2003) adalah suatu proses
dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut
serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau
menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset
khusus dari pendidikan. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh
hasil belajar dari suatu interaksi tindak belajar yang mengalami proses untuk
meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.
d. Dimyati
dan. Mudjiono (1999) menyatakan bahwa pernbelajaran adalah kegiatan guru secara
terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara
aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber-sumber belajar secara aktif, yang
menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang
dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan
kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi
pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap
materi pelajaran. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu : (1) proses
yang melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa
sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam
proses berpikir; (2) pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya
jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu
siswa untuk memperoleh pengetahuan yang rnereka konstruksi sendiri.
e. Duffy
dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan
menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan
kurikulum.
f.
Gagne dan Briggs
(1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem
yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian
peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan
mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
g. Undang-Undang
No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan
definisi pembelajaran di atas, dapat kita kemukakan ciri-ciri pembelajaran adalah sebagai berikut :
1.
merupakan upaya sadar dan disengaja
2.
pembelajaran harus membuat siswa belajar
3.
tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4.
pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasi
Dari
beberapa pandangan dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka
memfasilitasi atau mengkondisikan lingkungan belajar peserta didik agar siswa
bisa belajar secara optimal
Selanjutnya,
terdapat empat istilah yang sering terdengar yang terkadang membingungkan bagi
sebahagian orang, yaitu: pembelajaran,
pengajaran, pemelajar, dan pembelajar.
Pembelajaran
adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar
siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap
rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa
(Winkel,1991). Pengajaran adalah
proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala
sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang
dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997).
Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan
kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar.
Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara
guru dan siswa. Pemelajar adalah
orang yang melakukan pengajaran. Pembelajar
adalah orang yang melakukan pembelajaran.
Perbedaan
Antara Pengajaran dan Pembelajaran
No
|
Pengajaran
|
Pembelajaran
|
1
|
Dilaksanakan oleh mereka yang
berprofesi sebagai pengajar
|
Dilaksanakan
oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
|
2
|
Tujuannya
menyampaikan
informasi
kepada si belajar
|
Tujuannya
agar terjadi belajar pada diri siswa
|
3
|
Merupakan salah satu penerapan
strategi pembelajaran
|
Merupakan cara untuk mengembangkan
rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar.
|
4
|
Kegiatan
belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar
|
Kegiatan
belajar dapat berlangsung
dengan atau
tanpa hadirnya guru
|
Prinsip pembelajaran
menurut gagne dan atwi suparman Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh
Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :
1. Respon-respon
baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi
sebelumnya.
2.
Perilaku tidak hanya
dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau
tanda-tanda dilingkungan siswa.
3.
Perilaku yang timbul
oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak
diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4.
Belajar yang
berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada
situasi lain yang terbatas pula.
5.
Belajar
menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang
kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
6.
Situasi mental siswa
untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa
selama proses siswa belajar.
7.
Kegiatan belajar yang
dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan
tiap langkah, akan membantu siswa.
8.
Kebutuhan memecah
materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan
mewujudkan dalam suatu model.
9.
Keterampilan tingkat
tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar
akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang
kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan
dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada
yang lebih lambat.
12. Dengan
persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat
respon yang benar.
Dalam
buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang
dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1. Menarik
perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan
mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran (informing learner of the objectives) memberitahukan kemampuan
yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3.
Mengingatkan
konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning):
merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi
prasyarat `untuk mempelajari materi yang baru.
4.
Menyampaikan materi
pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran
yang telah direncanakan.
5.
Memberikan bimbingan
belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaanpertanyaan yamng
membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6.
memperoleh
kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk
menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7.
memberikan balikan
(providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8.
Menilai hasil belajar
(assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa
jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9. Memperkuat
retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer): merangsang
kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman,
mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.
REFERENSI
Bruner, J.S. 1960 The Process of Education. Cambridge:
Harvard University Press.
Cronbach, L.J. 1960. Essentials
of Psychological Testing. Asian Edition Tokyo: Harper&Brothers
Duffy, T., Constructivism:
Implication for the Design and Delivery of Instruction, dalam Jonnasen.
Handbook of Research for Educational Communication and Technology, New York:
Simon& Schuuster Macmillan
Gagne, R.M. 1977. The Conditions of Learning. New York
Holt Rinehart and Winston
Good, Thomas L and Brophy Jere E.
1977. Educational Psychology: A Realistic
Approach Holt, Rinehart and Winston
Hilgard, E.R dan Bower,G.H. 1975.
Theories of Learning. New York :
Applleton-Century Crofts
Morgan,C.T. King R.A. Weisz Schopler, I. 1986. Introduction to Psychology Seventy Edition, New York. McGraw-Hill
Book Co.
Witherington, H.C. 1978. Educational Psychology, Terjemahan M.
Bukhori, Jakarta: Aksara Baru
Witting, Arno F. (1981) Psychology of Learning. Schaum’s
Out-Line Series. New York: Mc Grow Hill Book Campany.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar