Running teks

Selamat Datang di Blog Pendidikan dan Informasi, Silahkan dibaca, atau download berbagai materi perkuliahan yang saudara butuhkan...

Rabu, 06 Mei 2015

ANALISIS TENTANG HAKEKAT BELAJAR DAN PEMBELAJARAN



ANALISIS TENTANG HAKEKAT BELAJAR
DAN PEMBELAJARAN
Arifmiboy (Nim. 14169049)

A. Ringkasan Materi
1. Pengertian Belajar.
Banyak para ilmuwan yang mengemukakan pandangannya terkait dengan  pengertian belajar.  Beberapa diantaranya sebagai berikut :
a.   Hilgard dan Bower dalam buku Theories of Learning  (1975) mengemukakan. "Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, di mana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)."

b.   Gagne, dalam buku The Conditions of Learning (1977) menyatakan bahwa: "Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (performancenya) berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi."

c.    Morgan, dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan: "Belaiar adalah setiap perubahan yang relatif mnenetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman."

d.   Witherington, dalam buku Educational Psychology, mengemukakan "Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian."

e.   Benjamin S. Bloom
Menurutnya belajar merupakan pencapaian tujuan perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor untuk meningkatkan taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat maupun makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

f.     Cronbach di dalam bukunya Educational Psychoogy menyatakan bahwa:
“learning is shown by a change in behaviour as a result of experience (Cronbach, 1954)

g.    Carl R. Rogers.
Ia berpendapat bahwa praktek pendidikan menitikberatkan pada segi pengajaran, bukan pada siswa yang belajar. Praktek tersebut ditandai oleh peran guru yang dominan dan siswa hanya menghafalkan pelajaran. Prinsip pendidikan dan pembelajaran menunjukkan kehati-hatian terhadap pilihan, sehingga hasilnya memberi arti penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan bagi para siswanya.

h.   Skinner
Ia memberi penjelasan bahwa belajar dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon. Dengan demikian belajar adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Skinner juga memikirkan tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respon. Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan teori kondisioning operan Skinner adalah: (1) mempelajari keadaan kelas berkaitan dengan perilaku sisrva; (2) membuat " daftar penguat positif; (3) memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang dipelajari serta jenis penguatnya; dan (4) membuat program pembelajaran berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan,waktu mempelajari perilaku, dan evaluasi.

i.     Robert M. Gagne
Gagne menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses yang kompleks dan hasil belajar merupakan kapabilitas. Timbulnya kapabilitas disebabkan oleh hal berikut: (1) stimulasi yang berasal dari lingkungan ; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai.
j.    Jerome S. Brunner.
Brunner menekankan pentingnya cara-cara bagaimana orang memilih, mempertahankan, dan mentransformasi informasi secara efektif, inilah menurut Bruner inti dari belajar. Proses belajar menurut Brunner dapat dibedakan atas tiga fase yaitu : (1) informasi, dalam tiap pelajaran kita peroleh sejumlah informasi, ada yang menambah pengetahuan yang telah kita miliki, ada yang memperhalus dan memperdalamnya, adapula informasi yang bertentangan dengan apa yang telah kita ketahui sebelumnya. Transformasi, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasi ke dalam bentuk yang lebih abstrak, atau konseptual agar dapat digunakan untuk hal-hal yang lebih luas, dalam hal ini bantuan guru sangat diperlukan; dan (3) evaluasi, kemudian kita nilai hingga manakah pengetahuan yang kita peroleh dan transformasi itu dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala-gejala lain.
k.    Piaget.
Ia berpandangan bahwa daiam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak terjadi dua proses berikut yaitu : (1) proses "assintilation", dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu; dan (2) proses "accommodation" yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. Lebih lanjut dijelaskannya bahwa belajar dapat mengandung makna sebagai perubahan struktural yang saling melengkapi antara asimilasi dan akomodasi dalam proses menyusun kembali dan mengubah apa yang telah diketahui melalui belajar.

Dari beberapa defenisi yang dikemukakan di atas dapat dipahami bahwa ada beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu :

1.    Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku (behaviour changes), dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
2.    Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi rnelalui latihan atau pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar; seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
3.    Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan akhir dari pada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara.
4.    Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap.
5.    Perobahan yang terjadi melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Good dan Brophy dalam bukunya Educational Psychology: A Realistic Approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu Learning is the development of new associntions as a result of experience. Beranjak dari definisi yang dikemukakannya itu selanjutnya ia menjelaskan bahwa belajar itu suatu proses yang benar-benar bersifat internal (a purely internal event). Belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dilihat dengan nyata; proses itu terjadi di dalam diri seseorang yang sedang mengalami belajar. Jadi yang dimaksud dengan belajar menurut Good dan Bropliy bukan tingkah laku yang nampak, tetapi terutama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam diri individu dalam usahanya memperoleh hubungani-hubungan baru (new associations). Hubungan-hubungan baru itu dapat berupa: antara perangsang-perangsang, antara reaksi-reaksi atau antara perangsang dan reaksi.
2. Proses Belajar
a. Peaget
Teori Peaget yang dikenal juga dengan teori konstruktivisme memiliki asumsi-asumsi dasar berkenaan dengan belajar:
*      Anak-anak adalah pembelajar yang aktif dan termotivasi
*      Anak-anak mengkonstruksi pengetahuan mereka berdasarkan pengalaman
*      Anak-anak belajar melalui dua proses yang saling melengkapi, yakni asimilasi dan akomodasi
*      Interasi anak dengan lingkungan fisik dan sosial adalah faktor yang sangat penting bagi perkembangan kognitif (discovery learning)
*      Proses Ekuilibrasi mendorong kemajuan kearah kemampuan berfikir yang semakin kompleks
*      Sebagai salah satu akibat dari perobahan kematangan di otak, anak-anak berfikir dengan cara-cara yang secara kualitatif berbeda pada usia yang berbeda
b. Jerome S. Bruner
Dalam proses pembelajaran siswa menempuh tiga episode atau fase:
*      Fase Informasi (tahap penerimaan materi)
*      Fase Transformasi (tahap pengubahan materi)
*      Fase Evaluasi (tahap penilaian materi)
c. Witting (1981) dalam bukunya Psychology of Learning, setiap proses belajar selalu berlangsung dalam tiga tahapan:
*      Acquisition (tahap perolehan/penerimaan informasi)
*      Storage (tahap penyimpanan informasi)
*      Retrievel (tahap mendapatkan kembali informasi)
2. Pengertian Pembelajaran
Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal lain. Sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru  lakukan di dalam kelas.
Para ahli di bidang pendidikan juga telah mencoba mengedepankan berbagai pengertian tentang pembelajaran. Dan jika kita lihat dari struktur kata, pembelajaran berasal dari kata dasar “belajar”, namun mendapatkan awalan “pem” dan akhiran “an”. Mari kita lihat beberapa pengertian pembelajaran berikut ini:
a.  Regeluth and Carr Chellman (2009)
Pembelajaran didefenisikan “as anything that is done purposely to facilitate learning “

b.  Driscoll (2000)
Pembelajaran dipahami sebagai upaya yang disengaja untuk mengelola kejadian atau peristiwa belajar dalam memfasilitasi peserta didik sehinga meperoleh tujuan yang dipelajari.
c.  Konsep pembelajaran menurut Correl dalam Syaiful Sagala (2003) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Dari proses pembelajaran tersebut siswa memperoleh hasil belajar dari suatu interaksi tindak belajar yang mengalami proses untuk meningkatkan kemampuan mentalnya dan tindak mengajar yaitu membelajarkan siswa.
d.  Dimyati dan. Mudjiono (1999) menyatakan bahwa pernbelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber-sumber belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. UUSPN No.20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu : (1) proses yang melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktifitas siswa dalam proses berpikir; (2) pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berpikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang rnereka konstruksi sendiri.
e.  Duffy dan Roehler (1989). Pembelajaran adalah suatu usaha yang sengaja melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk mencapai tujuan kurikulum.
f.   Gagne dan Briggs (1979:3). Mengartikan instruction atau pembelajaran ini adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.
g.  Undang-Undang No. 23 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Berdasarkan definisi pembelajaran di atas, dapat kita kemukakan ciri-ciri  pembelajaran adalah sebagai berikut :
1. merupakan upaya sadar dan disengaja
2. pembelajaran harus membuat siswa belajar
3. tujuan harus ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan
4. pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses maupun hasi
Dari beberapa pandangan dan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan segala upaya yang dilakukan oleh guru dalam rangka memfasilitasi atau mengkondisikan lingkungan belajar peserta didik agar siswa bisa belajar secara optimal
Selanjutnya, terdapat empat istilah yang sering terdengar yang terkadang membingungkan bagi sebahagian orang, yaitu: pembelajaran, pengajaran, pemelajar, dan pembelajar.
Pembelajaran adalah separangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadia-kejadian ekstrim yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang berlangsung dialami siswa (Winkel,1991). Pengajaran adalah proses, perbuatan, cara mengajar atau mengajarkan perihal mengajar, segala sesuatu mengenai mengajar, peringatan (tentang pengalaman, peristiwa yang dialami atau dilihatnya). (Dariyanto S.S, Kamus Bahasa Indonesia, 1997). Pengajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pengajaran juga diartikan sebagi interaksi belajar dan mengajar. Pengajaran berlangsung sebagai suatu proses yang saling mempengaruhi antara guru dan siswa. Pemelajar adalah orang yang melakukan pengajaran. Pembelajar adalah orang yang melakukan pembelajaran.
Perbedaan Antara Pengajaran dan Pembelajaran
No
Pengajaran
Pembelajaran
1
Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai pengajar
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang belajar
2
Tujuannya menyampaikan
informasi kepada si belajar
Tujuannya agar terjadi belajar pada diri siswa
3
Merupakan salah satu penerapan strategi pembelajaran
Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang terorganisasi untuk keperluan belajar.
4
Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru atau pengajar
Kegiatan belajar dapat berlangsung
dengan atau tanpa hadirnya guru

Prinsip pembelajaran menurut gagne dan atwi suparman Beberapa prinsip pembelajaran dikemukakan oleh Atwi Suparman dengan mengadaptasi pemikiran Fillbeck (1974), sebagai berikut :
1.    Respon-respon baru (new responses) diulang sebagai akibat dari respon yang terjadi sebelumnya.
2.    Perilaku tidak hanya dikontrol oleh akibat dari respon, tetapi juga di bawah pengaruh kondisi atau tanda-tanda dilingkungan siswa.
3.    Perilaku yang timbul oleh tanda-tanda tertentu akan hilang atau berkurang frekuensinya bila tidak diperkuat dengan akibat yang menyenangkan.
4.    Belajar yang berbentuk respon terhadap tanda-tanda yang terbatas akan ditransfer kepada situasi lain yang terbatas pula.
5.    Belajar menggeneralisasikan dan membedakan adalah dasar untuk belajar sesuatu yang kompleks seperti yang berkenaan dengan pemecahan masalah.
6.    Situasi mental siswa untuk menghadapi pelajaran akan mempengaruhi perhatian dan ketekunan siswa selama proses siswa belajar.
7.    Kegiatan belajar yang dibagi menjadi langkah-langkah kecil dan disertai umpan balik menyelesaikan tiap langkah, akan membantu siswa.
8.    Kebutuhan memecah materi kompleks menjadi kegiatan-kegiatan kecil dapat dikurangi dengan mewujudkan dalam suatu model.
9.    Keterampilan tingkat tinggi (kompleks) terbentuk dari keterampilan dasar yang lebih sederhana.
10. Belajar akan lebih cepat, efisien, dan menyenangkan bila siswa diberi informasi tentang kualitas penampilannya dan cara meningkatkannya.
11. Perkembangan dan kecepatan belajar siswa sangat bervariasi, ada yang maju dengan cepat ada yang lebih lambat.
12. Dengan persiapan, siswa dapat mengembangkan kemampuan mengorganisasikan kegiatan belajarnya sendiri dan menimbulkan umpan balik bagi dirinya untuk membuat respon yang benar.
Dalam buku Condition of Learning, Gagne (1997) mengemukakan sembilan prinsip yang dapat dilakukan guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebagai berikut:
1.    Menarik perhatian (gaining attention) : hal yang menimbulkan minat siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru, aneh, kontradiksi, atau kompleks.
2.    Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the objectives) memberitahukan kemampuan yang harus dikuasai siswa setelah selesai mengikuti pelajaran.
3.    Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall or prior learning): merangsang ingatan tentang pengetahuan yang telah dipelajari yang menjadi prasyarat `untuk mempelajari materi yang baru.
4.    Menyampaikan materi pelajaran (presenting the stimulus) : menyampaikan materi-materi pembelajaran yang telah direncanakan.
5.    Memberikan bimbingan belajar (providing learner guidance) : memberikan pertanyaanpertanyaan yamng membimbing proses/alur berpikir siswa agar memiliki pemahaman yang lebih baik.
6.    memperoleh kinerja/penampilan siswa (eliciting performance) ; siswa diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau penguasaannya terhadap materi.
7.    memberikan balikan (providing feedback) : memberitahu seberapa jauh ketepatan performance siswa.
8.    Menilai hasil belajar (assessing performance) :memberiytahukan tes/tugas untuk mengetahui seberapa jauh siswa menguasai tujuan pembelajaran.
9.    Memperkuat retensi dan transfer belajar (enhancing retention and transfer): merangsang kamampuan mengingat-ingat dan mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review atau mempraktekkan apa yang telah dipelajari.


REFERENSI
Bruner, J.S. 1960 The Process of Education. Cambridge: Harvard University Press.
Cronbach, L.J. 1960. Essentials of Psychological Testing. Asian Edition Tokyo: Harper&Brothers
Duffy, T., Constructivism: Implication for the Design and Delivery of Instruction, dalam Jonnasen. Handbook of Research for Educational Communication and Technology, New York: Simon& Schuuster Macmillan
Gagne, R.M. 1977. The Conditions of Learning. New York Holt Rinehart and Winston
Good, Thomas L and Brophy Jere E. 1977. Educational Psychology: A Realistic Approach Holt, Rinehart and Winston
Hilgard, E.R dan Bower,G.H. 1975. Theories of Learning. New York : Applleton-Century Crofts
Morgan,C.T. King R.A. Weisz  Schopler, I. 1986. Introduction to Psychology Seventy Edition, New York. McGraw-Hill Book Co.
Witherington, H.C. 1978. Educational Psychology, Terjemahan M. Bukhori, Jakarta: Aksara Baru
Witting, Arno F. (1981) Psychology of Learning. Schaum’s Out-Line Series. New York: Mc Grow Hill Book Campany.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar