Running teks

Selamat Datang di Blog Pendidikan dan Informasi, Silahkan dibaca, atau download berbagai materi perkuliahan yang saudara butuhkan...

Jumat, 27 Mei 2011

Upaya Orangtua Membina Kecerdasan Spiritual Anak dalam Keluarga di Jorong Tigo Suku Paninjauan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar

ABSTRAK

Iddirwan BP. 060600201205, “Upaya Orangtua Membina Kecerdasan Spiritual Anak dalam Keluarga di Jorong Tigo Suku Paninjauan Kecamatan X Koto Kabupaten Tanah Datar”. Skripsi, Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, tahun 2011.
Berdasarkan survei awal di Jorong Tigo Suku banyak ditemukan anak-anak yang kurang memahami keimanan dan ibadah yang tidak teratur serta anak-anak yang kurang mendapatkan bimbingan, yang dapat mempengaruhi kecerdasan spiritual anak. Sehingga timbul keinginan bagi penulis untuk mengetahui sejauh mana usaha orangtua membina kecerdasan anak dalam keluarga.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan jenis kualitatif. Data dikumpulkan melalui wawancara dan observasi. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah: mengorganisir file, membaca keseluruhan informasi, menguraikan setting sosial dan peristiwa yang diteliti, dan menginterpretasi penemuan.
Dari hasil penelitian diketahui upaya orangtua membina kecerdasan spiritual anak usia pra-sekolah dan usia sekolah dalam kekuarga di Jorong Tigo Suku Paninjauan mengenai keimanan, mayoritas orangtua melakukan usaha terhadap anak usia pra-sekolah dengan menyediakan media VCD, TV dan kaset-kaset Islami, sekali-kali disertai dengan penjelasan dari orangtua. Usaha terhadap anak usia sekolah dapat dikelompokkan pada tiga bentuk: 1) interaktif-komunikatif, 2) kurangnya interaktif-komunikatif, dan 3) tidak adanya interaktif-komunikatif.
Bimbingan ibadah shalat anak (pra-sekolah dan sekolah) usaha orangtua belum optimal, mayoritas orangtua hanya sekedar mengingatkan tanpa dengan perintah yang tegas dan pemahaman dari orangtua, sehingga kurangnya pengawasan ibadah shalat anak dan ibadah shalat anak pun juga tidak teratur.
Bimbingan ibadah puasa Ramadhan anak juga belum optimal, mayoritas orangtua hanya menanyakan anak untuk berpuasa tanpa adanya bimbingan yang berupa perintah yang tegas, motivasi dan pemahaman, sehingga anak-anak berpuasa hanya karena ikut-ikutan saja, tanpa mengetahui dan memahami arti dari puasa.
Dan bimbingan membaca Al-qur’an, mayoritas orangtua menyerahkan anaknya ke TPA/TPSA tanpa adanya bimbingan secara langsung dari orangtua, sehingga terlihat bahwa masih banyak anak-anak yang kurang pandai membaca Al-qur’an.